Minggu, 29 Agustus 2010

Penata Laksanaan LOH (Late Onset Hypogonadism)

LOH (Late Onset Hypogonadism) merupakan keadaan klinis dan biokimia yang berhubungan dengan adanya usia lanjut dan penurunan kadar testosteron serum. Data demografi menunjukkan jumlah populasi lanjut usia semakin bertambah. Dan angka kejadian LOH akan meningkat dengan bertambahnya usia. Menurut Blatimore Longitudinal Study of Aging kadar testosteron akan berkurang dengan bertambahnya usia (Harman SM et al. J Clin Endocrinol Metab 86 (2): 724-731 (2001)).
Diagnosa LOH dibuat atas dasar:
  1. Adanya Gejala Klinis defisiensi testosteron
  2. Kadar testosteron serum yg rendah
Gejala Klinis defisiensi testosteron:
  1. Libido rendah
  2. Kwalitas dan frekuensi ereksi spontan pagi hari menurun bahkan hilang
  3. Depresi & mudah marah, gangguan tidur, konsentrasi yang buruk, mudah lupa
  4. Berkurangnya kebugaran/ cepat lelah ( krn penurunan pembentukan sel darah merah )
  5. Berkurangnya massa dan kekuatan otot
  6. Bertambahnya lemak tubuh ( Viceral Fat )
  7. Rambut badan berkurang
  8. Berkurangnya kepadatan tulang → osteopenia, osteoporosis → resiko patah tulang meningkat
     ( Nieschlag E et al. Journal of Andrology 27: 135-137 (2006) )

Kadar Serum Testosteron :
  • Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pkl 07.00-11.00  ( Diver et al, 2003)
  • Harga normal kadar total testosteron serum > 12 nmol/L ( 350 ng/dL) (ISA,ISSAM,EUA)
  • Dianjurkan untuk dilakukan terapi bl kadar total testosteron < 8 nmol/L (230ng/dL) (ISA,ISSAM,EUA)
Terapi LOH :
  • Preparat : Testosteron
  • Tx LOH , sebaiknya diawali dengan menggunakan preparat testosteron yang short acting (sehubungan dengan munculnya resiko efek samping selama terapi)( E.Nieshlag et al, 2009)
  • Goal tx, kadar serum testosteron level bawah yang masih dianggap normal pada dewasa muda ( Zitzmann dan Nieshlag, 2007) dan simptom hipogonadism hilang
Kotraindikasi Tx Testosteron:
  1. Ca Prostat
  2. Ca Mamma
  3. Hematokrit > 52 %
  4. Gagal Jantung Berat yang tidak terobati
  5. Gejala obstruksi pada saluran kencing bagian bawah ( LUTS) dengan Score >21 ( Kontra Indikasi relatif)
Monitoring Tx Testosteron:
  • Monitoring apakah terapi testosteron efektif dan bisa dilajutkan:
  1. Hilangnya simtom ggn libido dan fungsi sexual, peningkatan massa dan kekuatan otot, berkurangnya jumlah lemak dlm waktu 3 -6 bln tx
  2. Peningkatan Bone Density , evaluasi dilakukan setelah 2 thn tx

  • Monitoring timbulnya efek samping:
  1. DRE (Digital Rectal Examnation) dan PSA (Prostatic Spesific Antigen) tiap 3 bulan selama 12 bl, selanjutnya tiap 1 thn
  2. Evaluasi hematologi ( hematokrit) dilakukan tiap 3 bulan selama 12 bln, selanjutnya tiap 1 thn
Sediaan Testosteron yang ada di Indonesia :
  1. Testosteron Undecanoat capsul 40mg
  2. Mesterolone tablet 25 mg
  3. Testosteron Propionat 30mg, Testosteron Phenylpropionat 60mg, Testosteron decanoat 100mg Ampul
  4. Testosteron Undecanoat 1000 mg ampul
( disusun oleh: dr Edy Herlambang M.Kes, Sp.And )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar